Akhir - akhir ini berita negatif tentang ulah - ulah tak masuk akal yang dilakukan gamer - gamer semakin sering terpampang di media - media. Tidak hanya media khusus game saja yang menyajikan berita tersebut. Media - media umum lainnya yang sebagian besar beritanya berorientasi tentang kriminalitas atau apapunlah itu juga menyajikan berita - berita ini. Berita terbaru yang beredar yaitu gamer asal rusia yang kehilangan pekerjaannya gara - gara ketagihan bermain game fallout 4 selama 3 minggu berturut - turut. Efek dari perbuatannya tersebut, ia dipecat dari pekerjaannya karena bolos dan ia pun ditinggalkan oleh istrinya. Kelanjutannya?, ia malah menyalahkan developer game tersebut karena tidak memberi peringatan bahwa game tersebut terlalu adiktif di keterangannya dan akhirnya masalah tersebut ia bawa ke pengadilan. Dari kasus di atas telah tergambar jelas bahwa batasan antara dunia nyata dan dunia game sudah sangat menipis. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?
Dari beberapa kasus - kasus yang menyangkut pautkan game dalam inti permasalahannya seperti remaja yang merampas dan membawa truk trailer, gamers yang mati setelah berpuluh - puluh jam nonstop bermain tanpa istirahat di warnet dan kasus - kasus lainnya menandakan bahwa dunia game dan dunia nyata sudah tidak memiliki batas - batas yang jelas.
Zaman dahulu, sewaktu game masih berorientasi pada grafis 8 bit ala NES dan SEGA. Game telah menunjukkan tanda - tanda keadiktifannya dalam mempengaruhi otak manusia untuk terus memainkannya. Saya sendiri juga pernah merasakan hal yang sama, betapa gembiranya saya yang waktu itu masih berumur 5 tahun saat dibelikan NES abal - abal plus game mario di dalamnya. Paduan warna cerah dan pengalaman baru yang mungkin tidak akan pernah saya ataupun kita temui di dunia nyata membuat saya betah berlama - lama memainkan konsol tersebut. Kebiasaan itu terbawa - bawa sampai sekarang. Untungnya, saya tidak menjadi gamer yang nerd (fanatik dan terlalu ambisius terhadap suatu hal). Saya sagat bersyukur karena orang tua saya dulu sering mengontrol waktu bermain saya. Jika tidak mungkin saya akan menjadi seperti mereka yang bermasalah.
Dari pengalaman saya tadi kita dapat menarik satu kesimpulan penyebab tidak jelasnya gamer melihat garis batas antara dunia game dan dunia nyata. Waktu!! rata - rata gamer yang kelakuannya diluar batas masa kecilnya terlalu lama dihabiskan di depan konsol sehingga mereka tidak terlalu peduli dengan kejadian di dunia nyata. Kontrol waktu yang kurang tepat dan sikap tidak disiplin dalam mengatur waktu bermain dapat membuat gamer menjadi nerd. Game itu sepertihalnya obat, jika kita gunakan dengan dosis yang benar maka obat itu dapat membuat kita lebih fit lagi tapi jika tidak, obat itu akan membuat kita lebih terpuruk lagi.
Yang kedua ialah nafsu. Hal - hal yang adiktif biasanya membuat kita sangat sulit mengendalikan nafsu kita. Seperti halnya ibu - ibu kaya yang melihat tas bermerek baru di sebuah mal dan membelinya padahal ia sudah punya ratusan tas tak terpakai di rumahnya. Gamer tidak jauh beda seperti itu, game - game zaman sekarang tidak sesederhana dulu yang biasanya kita hanya menamatkan main story sampai selesai setelah itu selesai. Game zaman sekarang mempunyai achievment - ahievment yang bisa gamer dapatkan untuk menguji skill dan keterampilan gamer. Walaupun main story telah diselesaikan, segudang achievment dan side quest lain masih dapat dikerjakan. Hal inilah yang membuat gamer tidak bisa istirahat sejenak, ditambah lagi DLC yang di update setiap bulannya membuat gamer yang kadung adiktif dikerjar oleh waktu untuk menyelesaikan quest baru yang disediakan. Apalagi ego dan martabat kita sebagai gamer bisa naik jika ialah orang pertama yang menaklukan tantangan baru tersebut. Inilah yang saya sebut nafsu. Tidak mudah puas itu sikap yang sangat baik, tapi jika terlalu berambisi itu dapat menyakiti diri sendiri. Jika diri sendiri sudah kena dampaknya tinggal tunggu orang lain kena imbasnya.
Selanjutnya, garis batas yang terlalu dekat dan mungkin sebentar lagi akan terlihat sangat identik yaitu garis batas grafis. Grafis yang disuguhkan game zaman sekarang dapat membuat semua orang berdecak kagum. Grafis yang disajikan menurut saya sudah mendekati 85% kemiripannya dengan apa yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri di dunia nyata. Secara tidak langsung, hal ini dapat membuat gamer manapun merasa apa ya ia lakukan di dunia game sama persis dengan yang ia lakukan di dunia nyata. Hal inilah yang kadang - kadang membuat gamer merasa berdejavu dan berkhayal - khayal untuk merasakan sendiri sensasi melakukan hal di dalam game tersebut di dunia nyata. Inilah yang membuat nerd - nerd game tersebut nekad melakukan hal -hal ekstrem agar sensasi tersebut bisa ia rasakan di dunia nyata. Saya pernah berpikir seperti ini, jika ada orang yang mengalami kelainan mental memainkan game, terpikat dan menjadi nerd apa ya akan terjadi? bisa - bisa ia nekat dan melakukan sesuatu yang mungkin bukan hanya mencelakai dirinya, ia pun bisa mencelakai orang lain. Jika Virtual Reality benar - benar keluar dan berkembang pesat bukan tidak mungkin hal tersebut akan terjadi ke depannya.
Salah satu hal yang bagi saya cukup menyedihkan yaitu game sering dijadikan ajang pelarian dari masalah yang sedang dihadapi di dunia nyata. Tak sedikit orang yang mengurung diri di warnet atau dikamarnya dan tidak pernah keluar hanya gara - gara ia tidak berani mendobrak permasalahan yang sedang dihadapinya. Mereka lebih memilih zona nyaman di dalam dunia virtual yang menurut mereka aman. Memang dunia itu kejam dan keras. Hadapilah dunia ini dengan gagah berani seperti saat penaklukan dungeon ataupun saat mengraid dalam dunia game Semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Gamer yang tidak berhasil mendobrak halinilah yang nantinya akan menjadi benalu dalam industri game itu sendiri. Jangan mencampurkan dunia nyata dan dunia game. Dunia nyata dan alam ghaib pun tak bisa bersatu bukan?
Berkembangnya industri video game tidak diikuti dengan perkembangan mentalitas gamer. Memang hanya sebagian kecil gamer yang menunjukkan kelakuan aneh, tetapi kelakuan sebagian kecil gamer itulah yang membuat pandangan dan anggapan negatif non gamer terhadap dunia game. Maka, kita sebagai gamer harus lebih cerdas memilah - milih dan memanajemen diri kita. Tentu kita tidak mau kan kotak game nanti menjadi seperti kotak rokok yang penuh dengan peringatan berbahaya dan gambar besar di atasnya? dan untuk gamer dan toko - toko game sebaiknya aturan rating - rating pada game dijalankan dengan semestinya. Jika game yang sesuai dimainkan dengan golongan umur yang benar, hal ini dapat sedikit mereduksi dan meminimalisir kejadian aneh yang terus menimpa dunia game belakangan ini. Tidak hanya gamer, kerjasama dari semua elemen yang berhubungan dengan industri ini sangat diperlukan agar kedepannya industri ini dapat berkembang lagi dan hal - hal negatif tersebut dapat dihilangkan dari masyarakat sehingga garis - garis batas tersebut akan terlihat jelas kembali.
0 Response to "Feature : Penyebab Lunturnya Garis Batas Dunia Game dan Dunia Nyata"
Posting Komentar